Senin, 01 Desember 2008

Kangen JoGja

Kangen jogja


Jogja tak ubahnya rumah kedua buatku, walaupun pernah numpang hidup di beberapa kota, Jogjalah yang paling berkesan. Mungkin karena disini aku belajar, sampai mendapat gelar Sarjana dan Ahli madya (loh?hehe), disini pula aku mengenal keluarga seorang dokter Pak Adam suyadi beserta cucu-cucunya yang lucu itu (Apakabar ya Dimas, Inya, Keyla, Ine,Adit sekarang?), diJogja juga aku mengenal Indahnya Cinta dan sekaligus menyakitkan (ow my God!hehhe) dan yang terpenting, disinilah aku mulai giat mendukung obsesiku menjadi Broadcaster. Itulah Jogja hampir tiap sudutnya memeberiku makna dan kenangan.

Tapi sedikit sedih melihat wajah Jogjakarta kini, bukan karena Gempa yang melanda Jogja 2007 silam. Namun gaung kota pelajar kalah pamor dengan dunia hiburan yang kian hari kian tumbuh subur saja. Club-club malam dan tempat-tempat tongkrongan bagi mahasiswa berduitpun menjamur.

Masih hangat dalam ingatanku saat pertama datang ke kota gudeg Jogja, ditahun-tahun pertama kuliah, hampir ditiap papan-papan reklame dan spanduk-spanduk dipinggir jalan didominasi info seminar, diklat, bedah buku dan kegiatan ilmiah lainya. Hal ini yang sempat membuat aku merinding bangga, ketika seorang penumpang disampingku dikereta Argo menuju Surabaya, menyanjung Kota Jogja yang sesuai julukan kota pelajarnya, dengan melihat banyaknya even atau kegiatan yang mendukung para mahasiswa yang belajar dikota itu.

Sungguh! cobalah lihat sekarang, hampir semua info di papan reklame dan spanduk yang tersebar, semuanya berisi info tentang konser, soft opening, aksi DJ, dan promo program-program café dan club malam.

Ironisnya lagi seorang temanku yang dulunya berjilbab dan pernah mengajaku bergabung dalam kelompok pengajianya, sekarang menjadi seorang DJ di café-café Jogja (actualy tidak masalah dengan perubahanya, namun profesi itu menjadi trend di Jogja) yaaah tapi itulah Jogjakarta kini. Biarpun begitu tidak juga mengubah kedekatanku, kerinduanku, kebaggaanku terhadap Jogja.
Hmmmm kapan lagi ya, merasakan hangatnya pagi dibelakang bioskop tua diPakualaman, atau sengatnya matahari siang sepanjang jalan kusumanegara, dan romantisnya malam hari dipersimpangan malioboro, hmmm Jelas! Jogja Never Ending!

Tidak ada komentar: